5 Cara Menarik Milenial lewat Menu Minuman Ramah Lingkungan
Teh tidak harus menjadi minuman yang terpisah. Inilah beberapa cara inovatif untuk menyajikan minuman populer dengan teh.
Dilabeli sebagai ‘Generasi Hijau’, penelitian dari Nielsen menunjukkan tiga dari empat milenial – yang berusia 22-37 – bersedia mengeluarkan uang lebih untuk produk yang ramah lingkungan. Tetapi bukan hanya generasi muda yang peduli dengan dampak pembelian mereka terhadap lingkungan - penelitian yang sama menyoroti kebanyakan Baby Boomer (lahir 1946-1964) juga bersedia membayar ekstra, dan grup yang sadar lingkungan ini semakin bertumbuh dari tahun ke tahun.
Beberapa hal yang dicari calon konsumen saat mereka membuat keputusan pembelian yang etis adalah keramahan lingkungan dan komitmen terhadap nilai sosial dari suatu bisnis, serta apakah mereka memanfaatkan bahan-bahan lokal, alami, dan organik.
Bila bisnis Anda semakin ramah terhadap lingkungan, hal tersebut akan meningkatkan daya tarik Anda di mata konsumen yang berusaha membuat pilihan pembelian yang etis, tanpa memengaruhi basis konsumen yang sudah ada.
Mari kita tinjau beberapa cara untuk bisa meningkatkan keramahan terhadap lingkungan di perusahaan Anda. Salah satu penyesuaian termudah dan terhemat yang bisa Anda lakukan adalah pada menu minuman.
Inilah 5 cara mudah yang bisa mulai Anda terapkan:
1. Gunakan bahan alami dan ramah lingkungan
Daripada menawarkan soda atau jus merek terkenal, Anda bisa dengan mudah membuat sajian sendiri yang hemat dan menarik dengan campuran buah lokal atau seduhan teh. Cara ini juga bisa membuat Anda berkreasi dengan produk yang lebih ramah lingkungan dan menyehatkan, karena Anda bisa mengatur sendiri kadar gula dan memastikan tak memakai zat aditif buatan.
Teh seduh dingin cocok dipasangkan dengan buah. Rasa buah beri yang agak masam cocok dipadukan dengan teh hijau dan teh peppermint, sedangkan aroma manis dari teh kamomil cocok dengan lemon, apel, mangga, dan jeruk.
Lipton Teas juga bersertifikasi Rainforest Alliance Certified™, yang berarti tehnya ditanam dan dipanen dengan praktik-praktik yang ramah lingkungan.
2. Mengurangi limbah
Minuman yang ramah lingkungan idealnya memanfaatkan semua bagian dari bahannya, sehingga mengurangi limbah makanan.
Jika di tempat Anda ada dapur, menggunakan ‘bahan buangan’ makanan adalah cara yang amat baik untuk memperbaiki jejak karbon Anda - sekaligus mengurangi biaya makanan Anda. Kulit jahe, tangkai ketumbar, dan bagian keras dari serai sering dibuang karena teksturnya, walaupun masih mengandung semua cita rasanya. Seduh dalam air untuk dasar koktail, atau direbus dengan gula sehingga menjadi sirup untuk membuat minuman cordial (bersoda) alami.
Cara lain adalah memanfaatkan bahan-bahan berkualitas tinggi dan tahan lama yang pemakaiannya bisa mudah disesuaikan berdasarkan kebutuhan, sehingga menghindari pemborosan bahan segar yang mudah rusak.
3. Memanfaatkan bahan yang bisa dipakai lagi
Plastik punya reputasi buruk, dan ini ada alasannya. Plastik adalah salah satu polutan utama di laut, yang membahayakan kehidupan bahari. Plastik tidak bisa diuraikan secara alami sepenuhnya - menyebabkan salah satu krisis lingkungan yang mendesak di zaman kita: mikroplastik. Bagian plastik terurai yang sangat kecil ini bisa masuk ke dalam makanan kita, air minum, dan lainnya.
Uni Eropa sudah bergerak dengan melarang sepenuhnya plastik sekali pakai, lalu diikuti juga oleh banyak organisasi dunia. Satu tren terkini adalah “gerakan anti sedotan” yang membuat konsumen menghindari sedotan plastik, dan memilih sedotan bambu atau logam yang bisa dipakai lagi.
Restoran dan bar yang menggunakan banyak plastik, jika beralih ke barang yang bisa dipakai lagi, tidak hanya akan memberikan kontribusi besar pada lingkungan, tetapi juga bisa mengurangi biaya habis pakai.
Jika perlu ada opsi dibawa pulang, pilihlah cangkir yang mudah terurai, seperti yang terbuat dari plastik jagung. Bahan jenis ini bisa terurai sepenuhnya dan berdampak kecil pada lingkungan.
4. Gunakan bahan lokal atau regional bila memungkinkan
Konsumen semakin tertarik dengan ‘jarak tempuh bahan makanan’ dari lokasi produksi hingga titik akhir konsumsi. Gerakan konsumsi produk lokal ini bertumbuh sejak tahun 1990-an, ketika globalisasi sistem makanan memungkinkan bahan makanan segar dikirimkan ke seluruh dunia setiap hari.
Dampak lingkungan dan pengaruh pada pemanasan global dari konsumsi bahan bakar saat pengiriman bahan makanan membuat banyak orang mencari bahan-bahan yang diproduksi lebih dekat tempat tinggal mereka.
Membeli bahan-bahan dari sumber lokal tidak hanya bisa membuat Anda mendapatkan bahan yang lebih segar, tetapi juga membantu Anda menciptakan menu menarik dan unik yang berakar dari budaya makan lokal. Dapatkan keuntungan dengan mencari bahan-bahan segar yang tumbuh di lahan pertanian sekitar Anda.
5. Buat semuanya sendiri
Cara lain untuk mengurangi plastik dan kemasan yang Anda gunakan adalah dengan membuat sendiri semua bahan untuk menu minuman. Anda juga bisa berhemat karena cara ini sekaligus memotong biaya bahan jadi yang biasanya lebih mahal.
Sirup dan jus mudah dibuat, tapi biasanya cukup mahal untuk beli jadi. Walaupun mungkin memakan waktu lebih lama, konsumen biasanya bersedia membayar harga lebih mahal untuk minuman yang dibuat dengan bahan-bahan unik dan buatan sendiri.
Daripada membeli minuman botolan, teh adalah cara yang amat baik untuk menambahkan beragam cita rasa. Bartender di seluruh dunia menggunakan teh melati untuk menambahkan aroma bunga pada koktail; atau teh peppermint untuk menambahkan sentuhan menyejukkan pada koktail buah.
Melakukan praktik ramah lingkungan untuk menu minuman bukan hanya baik untuk menarik pelanggan baru, tetapi juga cara yang baik untuk meningkatkan laba bersih bisnis Anda.