Mengikuti proses seperti sistem Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis (‘HACCP’) membantu operator bisnis makanan melihat bagaimana mereka menangani makanan dan menerapkan prosedur yang memastikan makanan yang diproduksinya aman untuk dimakan. Ini adalah suatu sistem ilmiah yang telah diakui secara internasional dan semakin banyak diadopsi dalam kaitannya dengan Peraturan Makanan.
Menyusun rencana HACCP untuk restoran akan membantu Anda mengidentifikasi dan memantau karakteristik biologis, kimia dan fisik yang merupakan bahaya bawaan makanan. Hal ini bersifat preventatif, bukannya reaktif, dan merupakan sarana pengelolaan risiko yang efektif.
Ada tujuh prinsip yang harus diikuti agar rencana HACCP efektif. Lihatlah ketujuh prinsip ini dan contohnya masing-masing di bawah:
- Inventaris dari semua potensi bahaya misalnya suhu daging ayam saat diantarkan.
- Tetapkan titik pengendalian kritis misalnya suhu penyimpanan daging ayam.
- Beri setiap titik pengendalian kritis batasan misalnya daging ayam harus disimpan antara 0°C hingga 4°C.
- Tentukan tindakan korektif untuk setiap titik pengendalian kritis misalnya tingkat kritis dipantau dengan mengukur suhu kamar pendingin 1X seminggu (dengan membaca tampilan) dan 1x seminggu mengukur suhu daging ayam dengan termometer yang telah dikalibrasi. Hasil pengukuran ini dicatat pada daftar registrasi suhu.
- Verifikasi dan Validasi misalnya jika suhu sudah di atas 4°C, masak daging ayam dalam hari yang sama.
- Tentukan bagaimana titik pengendalian kritis dipantau misalnya suhu dari daftar registrasi pendinginan ditinjau setiap bulan untuk memantau bagaimana proses pengendalian ini berjalan.
- Simpan dokumentasi dan registrasi misalnya daftar pencatatan suhu harus setidaknya disimpan selama satu tahun di lokasi dan diarsip sesudahnya.