Bakso President, Modal Dengkul, Kini Jadi Ikon Kota Paling Unggul
Keterbatasan tidak menjadi halangan bagi Bakso President untuk menjadi ikon kuliner Kota Malang.
HM Ali Wahdani, Manajer Operasional Bakso President (kiri), di outlet Bakso President Pusat.
Bakso President adalah salah satu ikon kuliner Kota Malang yang jadi tujuan pecinta bakso. Pelanggannya tidak hanya warga Malang, tapi juga wisatawan dari luar kota. Padahal, secara teori marketing, kenyamanannya kurang. Lokasinya juga tidak strategis. Tapi justru, dari kekurangan itulah, bakso ini jadi ikon Kota Malang. Bagaimana kisah uniknya?
Bakso President terletak di pinggir rel kereta api. Hanya berjarak sekitar 2 meter dari rel. Jadi, saat kereta lewat, tempat duduk pelanggan terasa bergetar. Kadang, saat pelanggan ramai, mereka harus rela pindah tempat duduk untuk sementara demi keselamatan. Suara berisik sudah pasti jadi selingan.
Namun, keterbatasan lokasi warung ini tak menyurutkan minat pelanggan untuk datang. Warung bakso ini sering ramai. Terkadang, pelanggan harus mengantre hingga 1,5 jam sebelum mendapatkan pesanan. Di musim liburan, mereka bisa menjual 2.000 mangkuk bakso dalam sehari. Sudah pasti omzetnya menggiurkan.
Kualitas selalu dinomorsatukan
Bakso President didirikan oleh H. Abdul Ghani Sugito, yang biasa dipanggil Abah Sugito, pada tahun 1977. “Awalnya Abah ikut jualan baksonya orang. Wong nggak punya modal sama sekali dan memang saat itu beliau nggak punya keahlian apa-apa. Jadi bisanya ya itu saja dijalani buat bertahan hidup,” sebut Dani, panggilan akrab Ali Wahdani, Manajer Operasional Bakso President. Sekitar lima tahun berjualan di sekitar Kota Malang, Abah lalu mengumpulkan modal dan mencoba jualan sendiri. Pada 1982, dia membuka warung tenda di belakang Bioskop President, Malang. Dari nama bioskop ini akhirnya muncul nama Bakso President. Lokasi itulah yang sampai sekarang jadi lokasi utama jualan Bakso President.
Bakso President yang berlokasi di pinggir rel kereta api.
Selain kualitas rasa, kelebihan yang dimiliki warung ini adalah varian bakso yang cukup lengkap. Ada bakso besar, kecil, bakso bakar, goreng udang, bakso urat, bakso telur, bakso ati ampela, bakso paru, bakso keripik, siomay goreng, dan siomay basah. Di antara varian bakso yang dijajakan tersebut, bakso bakar menjadi favorit pelanggan. Banyak yang merekomendasikan menu ini, termasuk para food vlogger. Bumbu kecap dalam menu bakso bakar ini menjadikan rasanya makin maknyus.
Bakso bakar, favorit pelanggan, bumbunya menggunakan Kecap Bango.
Munculnya menu bakso bakar punya cerita panjang. H. Rokhman Aji, anak Abah Sugito yang sekarang meneruskan usaha, saat remaja sering mengajak teman-temannya, salah satunya Dani, untuk bereksperimen. Waktu itu mereka membuat bakso dibakar. “Ada delapan kecap yang dijadikan kandidat bumbu bakso bakar. Dengan mata tertutup, kami mencoba kecap mana yang paling cocok dipadukan dengan bakso bakar. Ketika dilakukan tes, mulai dari tes kecap murni maupun kecap dengan campuran bumbu lain, selalu Kecap Bango yang paling disuka. Akhirnya Kecap Bango dipilih menjadi bumbu bakso bakar sejak pertama diluncurkan sekitar tahun 1998 hingga hari ini,” kisah Dani.
Kecap Bango memang memudahkan saat proses pembakaran. Biasanya, jika menggunakan kecap lain, bumbu marinasi bakso lebih cepat meresap karena pori bakso yang lebih besar. Akibatnya, sering kali rasa asin gurih bakso langsung jadi dominan manis. Ini beda saat menggunakan Kecap Bango. Lapisan kentalnya menjadi karamel yang membuat warna dark brown yang lebih menarik. Selain itu, rasa asli asin gurih baksonya tidak hilang. Kecap Bango yang kental juga tidak banyak menetes saat dibakar, sehingga penggunaannya jadi lebih hemat. Rasa manis gurihnya yang seimbang juga cocok untuk jadi condiment atau pelengkap makan bakso. Baik jadi cocolan untuk menu gorengan, hingga campuran kuah bakso untuk pelanggan yang suka kuah lebih manis.
HM Ali Wahdani, mengecek standar rasa.
Tantangan mempertahankan dan mengembangkan bisnis
Berusia 40 tahun lebih, Bakso President kini memiliki dua cabang lain. Lokasinya masih di Kota Malang, yaitu di Pulosari dan Pandean. Sejak dikelola oleh generasi kedua, standar operasional dan pelayanan ditingkatkan. “Misalnya soal berapa banyak bakso dijual, semua sudah ada hitungannya. Sehingga, semua bakso yang kami jual selalu fresh karena dibuat di hari yang sama,” sebut Dani bangga.
Untuk pelayanan pelanggan, Dani menekankan bahwa keramahan menjadi kunci agar pelanggan mau datang lagi. “Maka jika ada komplain, saya sendiri akan langsung menghubungi pelanggan tersebut. Umumnya, setelah meminta maaf dan diluruskan duduk permasalahannya, orang yang komplain justru jadi pelanggan setia Bakso President,” papar Dani membuka rahasianya mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan.
Saat pandemi, omzet mereka sempat turun hingga 40%. Tapi justru di saat harus bertahan, mereka malah menemukan cara baru, yaitu mengembangkan bakso frozen food yang hasilnya sangat menggembirakan. “Bila stok satu paket bumbu di cabang kami biasa gunakan satu minggu, sejak ada frozen food, habis terpakai dalam 2-3 hari,” terang Dani. Untuk menjaga kualitas produk frozen food-nya, mereka menggunakan teknologi vacuum yang bisa mengurangi risiko kontaminasi bakteri dan lebih tahan lama. “Inovasi frozen food ternyata bisa meluaskan pasar kami, bahkan hingga sempat kirim ke Singapura dan Australia.”
Di saat pandemi, mereka juga terus meningkatkan standar kebersihan dan kenyamanan pelanggan. “Sebagian karyawan kami sudah lulus uji untuk sertifikasi food safety yang diadakan oleh pemerintah Malang.” Sertifikasi ini memastikan mereka bisa menjaga keamanan di dapur, sanitasi, kebersihan diri, dan proses penyimpanan makanan. Mereka yang sudah mendapatkan sertifikat akan melatih karyawan lainnya agar memahami kebersihan dan sanitasi di bisnis makanan.
Suasana outlet Bakso President pusat.
Kini, Bakso President sudah jadi ikon Kota Malang dengan segala keunikannya. “Belum lengkap ke Malang kalau belum mampir di Bakso President,” sebut Dani. Dengan keunikannya itu, Dani mengaku akan mempertahankan Bakso President hanya akan ada di Kota Malang. Kalaupun ada yang tertarik bekerja sama, ia akan mengarahkan membeli baksonya yang sudah di-frozen. “Kami sudah jual bakso frozen di marketplace untuk mereka yang kangen bakso kami.” Strategi marketing yang sederhana. Tapi justru di situlah nilai lebihnya. Karena kerinduan konsumen itulah yang kini selalu jadi faktor utama membuatnya tetap jadi legenda.
Tips Sukses Ala Bakso President
- Temukan hal unik yang bisa jadi cerita. Salah satunya lokasi yang bisa jadi ikon kota.
- Membuat formula bumbu dengan takaran tetap agar rasa masakan selalu sama.
- Membuat eksperimen hidangan, namun tetap harus sesuai selera pasar.
- Komplain ditangani langsung oleh top management.
- Jualan frozen food di marketplace untuk memperluas pasar.
- Membekali karyawan dengan sertifikasi food safety.