Kambing Bakar Bang Ndut, Innovating Dish for Quick Investment Return
Innovating your dishes is the key for quick sales and return of investment.
Lima pemilik Kambing Bakar Bang Ndut (kiri-kanan) Eka, Wahyu, Jiank, Bahari, Ustadz Joko Abu ‘Aliyah.
Kambing Bakar Bang Ndut di Medan adalah contoh restoran yang bisa meningkatkan penjualan dengan cepat. Berbekal inovasi masakan paha kambing bakar, restoran tersebut kebanjiran order. Modal usaha pun bisa balik dalam waktu sekitar 9 bulan. Tentu, semua terjadi tidak sekejap mata. Ada banyak pembelajaran saat mereka mulai usahanya. Dan, justru itulah yang kini bisa jadi inspirasi pengusaha kuliner lainnya. Bagaimana ceritanya?
Restoran ini berawal pada Agustus 2018. Didirikan bersama oleh Bahari, Wahyu, Eka, Jiank, kemudian bergabung Ustadz Joko Abu ‘Aliyah. Awalnya, mereka menjual sop, steak daging kambing, dan mi instan. Menu gampang dibuat, populer, namun sudah banyak pesaing. Tak heran, penjualannya pun cenderung biasa saja.
Tak ingin stagnan, mereka lalu berdiskusi mencari menu yang lebih menarik pelanggan. Mereka ingin membuat menu yang belum ada di Medan. Setelah beberapa kali diskusi dan memetakan usaha kuliner di Medan, akhirnya muncul ide membuat hidangan paha kambing bakar. Saat itu memang belum ada restoran yang menjual menu itu di sana.
Bahari yang bertugas sebagai juru masak langsung beraksi. Ia mencari formulasi resep paha kambing bakar yang kira-kira sesuai dengan selera orang di Medan. Dia mencoba kombinasi cita rasa ala Western, Medan, dan Jawa. Ia melakukan percobaan resep beberapa kali. Lalu, setelah 3-4 kali tes rasa ke teman dan keluarga, ditemukanlah formula yang dirasa paling enak. “Setelah yakin enak, baru kami meluncurkan menu paha kambing bakar ini,” sebut Bahari.
Inovasi jadi awal kesuksesan
Paha kambing bakar, menu favorit di Kambing Bakar Bang Ndut.
Perkiraan mereka tepat. Tak butuh waktu lama, paha kambing bakar mereka jadi best seller. Bahkan saat mulai dijual, menu ini jadi perbincangan di Medan. Banyak yang penasaran. Pelanggan pun berdatangan. Restoran mereka jadi ramai.
Untuk memopulerkan restonya, mereka sepakat memberi nama restonya Kambing Bakar Bang Ndut. Nama yang mudah diingat dan inovasi menu membuat penjualan mereka melesat. Dalam sehari penjualannya bisa mencapai 50 porsi. Padahal, harga yang ditawarkan di atas rata-rata. Dengan kisaran harga Rp162 ribu-Rp350 ribu, orang tetap rela mengantre.
Selain paha bakar, sate kambing juga jadi menu yang disuka. Agar menarik, mereka membuat sate dengan ukuran tak biasa. Potongan dagingnya lebih besar. Lalu, untuk memenuhi selera pelanggan yang beraneka, mereka juga membuat menu seperti sop kambing, sop sapi, nasi goreng kambing, dan ayam bakar.
Karena makin laris, restoran lain pun makin banyak yang mengikuti jejak Kambing Bakar Bang Ndut. “Mulai banyak yang copy paste. Maka, kami pun tetap berusaha untuk terus berinovasi. Salah satunya, karena saat ini sedang tren menu sei, kami pun mencoba membuatnya. Agar beda, jika yang lain biasanya sei sapi, kami coba sei kambing,” sebut Bahari.
Bahan terbaik kunci kelezatan masakan
Kecap Bango jadi andalan.
Untuk berinovasi, Bahari selalu menggunakan bahan terbaik. Pengalamannya saat bekerja di industri kuliner membuatnya sangat paham. Untuk menciptakan rasa terbaik perlu bahan terbaik. “Sebagai bumbu bakaran, kami mengandalkan Kecap Bango. Saya sudah bekerja di beberapa dapur dan kalau untuk bakaran, Kecap Bango yang terbaik. Jadi sejak awal buka kita pakai Kecap Bango,” kata Bahari.
Agar bumbu makin meresap pada paha kambing, metode masak ala Western, Medan, dan Jawa ini biasanya memang butuh proses mengungkep daging dengan teknik slow cooking. Pada proses ini, Kecap Bango yang menggunakan bahan alami dari gula kelapa, kedelai malika, garam, dan air bisa berpadu sempurna dengan rempah ala Western, Medan, dan Jawa, bahkan membantu menghilangkan bau kambingnya. Kemudian pada saat proses pembakaran, karamelisasi bahan Kecap Bango akan membuat tampilan warna paha kambing jadi makin menarik.
Begitu juga untuk bahan lain. Misalnya ketika memilih paha kambing. Mereka hanya menggunakan kambing muda dengan usia 3-7 bulan. Untuk memastikan daging kambingnya benar-benar sesuai, mereka bekerja sama dengan vendor yang bisa menjamin ketersediaan bahan tersebut. Quality control seperti ini membuat mereka bisa memastikan, tak pernah ada pelanggan yang komplain paha bakar di Bang Ndut alot.
Digital marketing kunci mengembangkan usaha
Selain rasa lezat dan tampilan makanan menggoda, penjualan mereka banyak terbantu digital marketing. Caranya, saat pertama restoran buka, mereka meminta teman-teman dan saudara berkunjung. Sebagai bayarannya, mereka diminta untuk posting tentang hidangan paha kambing bakar di Instagram mereka. Hasilnya luar biasa. Paha bakar Bang Ndut viral dan banyak yang penasaran. Saat dilakukan survei kecil ke pelanggan, sebagian besar mengaku tahu Bang Ndut dari Instagram Story. Karena terbukti efektif, mereka pun mengalokasikan dana untuk beriklan di media sosial, khususnya Facebook dan Instagram.
Selain pasang iklan, Bang Ndut juga bekerja sama dengan influencer untuk mempromosikan restonya. Mereka menyediakan menu makanan untuk di-review para food blogger. Cara ini terbukti efektif. Makin banyak pelanggan baru berdatangan. Bahkan, ada beberapa tamu dari luar Medan yang khusus datang untuk mencicip paha kambing spesial mereka.
Proses masak menu bakaran di depan restoran jadi atraksi tersendiri yang menarik pelanggan.
Selain inovasi rasa, mereka juga mengutamakan pelayanan yang baik. Misalnya saat Ramadhan. Agar pelanggan tidak ada yang kecewa karena kehabisan tempat duduk saat berbuka, mereka mewajibkan reservasi sejak siang. Reservasi ini tidak hanya untuk layanan dine in, tapi juga untuk delivery. Khusus delivery, mereka juga sudah menyiapkan armada antar sendiri agar lebih fleksibel dan cepat sampai ke pelanggan.
Sebagai standar layanan, Kambing Bakar Bang Ndut mengharuskan menu sudah terhidang 15 menit sebelum buka puasa. Setelah itu tak ada lagi pelayanan. Bila ada pesanan tambahan, maka akan dilayani setelah buka puasa. Selain untuk mencegah tamu belum dapat makanan saat buka puasa, standar ini bertujuan memberi waktu kepada karyawan untuk beribadah sekaligus berbuka puasa.
Begitulah, Kambing Bakar Bang Ndut bertumbuh dengan cara yang unik. Mereka berharap, ke depan konsep usaha seperti yang dilakukan bisa berkembang dengan lebih banyak cabang. “Kami akan terus berinovasi. Dan semua jadi lebih mudah dengan Kecap Bango. Semoga, kami pun bisa lebih dikenal dengan masakan-masakan kami.”
Tips Sukses Ala Kambing Bakar Bang Ndut
- Membuat inovasi masakan yang belum dibuat oleh restoran lain.
- Membuat nama merek yang mudah diingat.
- Membuat hidangan unik yang Instagramable.
- Memastikan hanya memilih bahan makanan terbaik.
- Gunakan bumbu yang sudah terbukti berkualitas seperti Kecap Bango.
- Jadikan saudara dan teman sebagai micro-influencer.